Bagi anda yang ingin berwisata terutama wisata alam Gunung Semeru dapat menjadi pilihan yang tepat karena gunung ini menawarkan berjuta juta pesona keindahan yang sudah diakui oleh berjuta juta pendakinya. Jika kita melihat informasi umum tentang Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi yang paling tinggi di Pulau Jawa, dengan ketinggian puncaknya Mahameru setinggi 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) atau meter diatas permukaan laut. Menurut penduduk setempat Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko yang mana kawahnya masih aktif.
Tidak salah kalau banyak orang mengakui bahwa semeru mempunyai sejuta keindahan yang memukau karena dalam perjalan menuju ke puncaknya kita akan disuguhi keindahan keindahan alam Semeru seperti kawasan hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane,hutan Dipterokarp Bukit,dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Jika kita melihat Posisi gunung ini berada di antara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan kabupaten Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT dan tepatnya di Provinsi Jawa Timur.
Rute favorit yang sering dilewati oleh para pendaki adalah rute Watu rejeng. Para pendaki gunung semeru akan betah berada digunung ini karena pemandangannya yang indah di setiap perjalannya. Lokasi yang menjadi favorit para pendaki terutama disekitar ranu kumbolo, yang merupakan sebuah danau indah disini akan banyak ditemui para pendaki yang mendirikan tenda disekitar danau. Desa Ranu Pane adalah desa terakhir yang harus kita lewati Saat menuju puncak mahameru. Desa Ranu Pane dapat dicapai dari Lumajang ataupun dari kota Malang. Kalau kita mengawalinya dari kota malang untuk menuju Ranu Pane Dari terminal kota malang naik angkutan umum untuk menuju desa Tumpang. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan naik Jip atau naik truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang. Saat tiba di Ranu Pane terdapat Pos pemeriksaan, pondokan penginapan dan warung jika anda bermaksud untuk istirahat sejenak samil menikmati keindahan ranupane. Pos penjagaan juga dapat digunakan untuk bermalam bagi para pendaki semeru. Sebelum menuju ke puncak mahameru ada baiknya anda menikmati dulu keindahan alam di Pos Ranu Pani karena terdapat dua buah danau yakni danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha) yang merupakan danau yang menawarkan keindahan tersendiri. Lokasi ini terletak pada ketinggian 2.200 mdpl. Dari desa RanuPane Ada dua jalur yang bisa ditempuh untuk menuju puncak Mahameru. Namun kedua jalur tersebut akan bertemu di danau Ranu Kumbolo yang tersohor keindahannya. Dua rute tersebut adalah Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek dan Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.Keduannya menawarkan sensasi yang berbeda yang patut untuk dicoba keduannya.
1. Jalur Pendakian lewat Watu Rejeng
Jalur pendakian biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit menemukan oleh karena itu dari artikel ini mungkin bisa membantu anda, Para pendaki biasanya kadang malah hanya berputar disekitar desa Ranu Pane tidak menemukan rute menuju Ranu Kumbolo. Sebagai panduan sebaiknya para pendaki setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah perkebunan penduduk desa. Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi tumbuhan alang-alang yang menghijau. Pada pendakian ini tidak ada tanda penunjuk arah jalan, namun terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m yang bisa jadi petunjuk, kita ikuti saja tanda ini untuk menuju ke mahameru. Diperjalanan Kadang kali terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang tinggi sangat tidak nyaman jika ini kita temui dalam perjalanan, namun tidak apa apa semua akan terbayar dengan pesona keindahan yang tiada terkira selama perjalanan.
Pada rute waturejeng ini setelah anda berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis yang mengiasi perjalanan anda, maka kita akan sampai di Watu Rejeng yang indah. Di watu rejeng ini Kita akan melihat batu terjal yang sangat mempesona, bolehlah anda memfoto keindahan itu. Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan pinus dan hutan cemara. Dari Watu rejeng ini Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru yang merupakan aktivitas vulkanik gunung Semeru. Dari Watu rejeng ini kita bisa melanjutkan perjalanan menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km antara waturejeng - ranukumbolo.
Jalur pendakian lewat rute watu rejeng adalah jalur yang biasa dilewati para pendaki karena jalurnya relatif lebih landai dan nyaman, Sedangkan untuk jalur rute Gunung ayek yang merupakan jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek. Setelah anda tiba di Ranu Kumbolo sebaiknya anda mendirikan tenda karena disini terdapat danau yang memiliki air bersih, yang bisa diminum dan untuk memasak dan juga pemandangan disini sangat indah, namun ingat jaga kebersihan saat anda berkemah disini. Bukan rahasia umum kalau para pendaki akan betah berada disini, ditambah pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar yang terbang diatas danau yang mencari akan dan minum di danau ini. Letak danau Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 hektar.
Untuk melanjutkan perjalanan dari Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal yang menguras tenaga, saat meninggalkan ranu kumbolo menuju oro oro ombo tersaji pemandangan yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa, sungguh menakjubkan anda boleh mengabadikan keindahan ini dikamera anda. Dari oro oro ombo ini terlihat Dari balik Gunung Kepolo tampak puncak Gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel yang mempesona, dari sini anda juga bisa mengabadikanya dengan kamera anda.
Setelah dari oro oro ombo Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara yang dinamakan cemaro kandang di cemoro kandang ini kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang liar. Juga kadang Banyak terdapat pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya untuk dapat melanjutkan perjalanan. Daerah yang indah ini dinamakan Cemoro Kandang mungkin karena disini banyak pohon cemara jadi dinamakan kandangnya cemara (cemoro kandang).
Untuk perjalanan dari Cemoro Kandang menuju Pos Kalimati yang berada pada ketinggian 2.700 m diatas permukaan laut, disini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat dan mempersiapkan fisik sebelum menuju arcopodo. Setelah dari kalimati anda dapat meneruskan pendakian pada pagi-pagi sekali pukul 24.00 waktu setempat. Pos Kalimati ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun untuk memasak dan menghangatkan tubuh. Di tempat ini yaitu pos kalimati terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi untuk mengambil air sebagai persediaan untuk melanjutkan perjalanan yang lebih berat menuju mahameru.
Di Pos Kalimati ini banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman kalau tidak maka makanan anda dapat dimakan tikus hutan yang kelaparan. Untuk melanjutkan perjalanan dari Pos Kalimati menuju Arcopodo Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter saja, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Dari kalimati menuju Arcopodo berjarak 1 jam perjalanan dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam namun indah, dengan tanah yang berdebu dan mudah longsor. Sebenarnya anda dapat juga kita berkemah di Arcopodo, namun kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor anda bisa berhati hati namun jika anda kecapekan ada baiknya mengembalikan kondisi fisik dengan berkemah namun tetap hati hati karena tanah yang mudah longsor dan berdebu. Di tempat ini sebaiknya anda menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan dimana mana. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m diatas permukaan laut.
Setelah arcopodo kita akan melewati bukit pasir. Dari Arcopodo menuju Puncak Mahameru diperlukan waktu 3 sampai 4 jam dengan jalan normal, disini kita akan melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot maka fisik sangat diperlukan disini juga persediaan air harus cukup. Untuk mengurangi beban sebaiknya semua barang bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati kecuali air dan kamera intinya hanya membawa yang paling penting saja. Pada pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi waktu setempat dari Arcopodo yang dingin. Perjalanan dilakukan pagi sekitar jam 02.00 tujuannya karena badan masih dalam kondisi segar dan fit, dan efektif dalam menggunakan air minum. Jika perjalanan dilakukan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas matahari.
Selain itu pada Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka sehingga dapat mengganggu perjalanan anda, oleh karena itu perjalanan pagi adalah yang paling banyak dilakukan oleh para pendaki. Setelah sampai di puncak Gunung Mahameru (Semeru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar gunung Semeru. Sebagai referensi suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad Celcius, namun pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai kristal-kristal es di puncak mahameru. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari, namun dijamin pemandangan di puncak mahameru ini sungguh luar biasa.
2. Jalur Pendakian Rute Gunung Ayek-Ayek
Jalur lain yang bisa ditempuh untuk menuju puncak Mahameru adalah melalui jalur pintas yaitu Jalur Gunung Ayek Ayek. Pada Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, dimana kondisi jalur sangat curam dan cukup berbahaya khusus untuk yang sudah paham dan berpengalaman. Dari Desa Runu Pane Untuk menemukan jalur ini adalah dari desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis) juga ssyuran sayuran yang lain. Saat melintasi kawasan kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih baik jika anda mengenakan kacamata dan masker penutup hidung untuk melindungi mata dan hidung anda. Pada saat melinyasi jalur ini awalnya agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi oleh tanaman penghijauan berupa Cemara gunungdan akasia.
Setelah melewati jalur landai Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan gunung Ayek-ayek, dijalur ini mungkin sampai saat ini belum ada penunjuk arah dan info jarak seperti yang ada pada rute watu rejeng. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran binatang piaraan penduduk. Berbagai aneka burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada disekitar jalur ini yang merupakan nilai lebih dari jalur ini. saat mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan sehingga anda dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane untuk melihat keindahannya. Dari gunung ayek ayek ini Desa Ngadas juga nampak sangat jelas. Anda dapat beristirahat di celah celah gunung untuk berlindung dari hembusan angin yang relatif kencang di jalur gunung ayek ayek.
Di puncak gunung ayek ayek ini anda juga bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo, yang merupakan nilai lebih dari rute ini dibanding rute watu rejeng kadang kala terlihat pula kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo menambah elok perjalanan anada. Dalam perjalanan selanjutnya setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan.
Di samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Dalam perjalan selanjutnya Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel yang sangat indah. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena rawan longsor tanahnya. Saat melewati rute ini tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis yang menghiasi sisi bukit.
Lanjut ke perjalanan masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah selama perjalanan yang melelahkan dan curam tadi. Di tempat ini beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk berteduh untuk menghindari dari sengatan matahari siang hari. Perjalanan akan anda lanjutkan setelah puas beristirahat dengan menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri. Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur ini. Pada sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga pendaki harus berjalan satu persatu karena sempitnya jalur.
Setelah sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas yang sangat menawan. Setelah Sampai kita di padang rumput yang sangat luas tersebut yang oleh penduduk lokal dinamakan Pangonan Cilik. Ditempat ini pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah luar biasa dan patut diabadikan, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput liar yang memanjakan mata anda. Pada Pangonan Cilik ini Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon cemara dan edelweis yang indah.
Setelah sekitar 45 menit perjalanan jalan kaki normal melintasi padang rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo yang indah itu. Sekedar referensi Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai debu. Dari data yanga ada terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang merupakan gunung api yang masih aktif.
Dari sejarah letusan gunung semeru Pada bulan Nopember 1997 Gunung Semeru meletus sebanyak 2990 kali pada waktu itu. Pada saat Siang hari arah angin rata rata menuju puncak mahameru, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak yang berbahaya bagi anda. Bentuk Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter dari kawah. Untuk materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat dengan kawah. Pada saat meletus pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik bagi
para pendaki. Jika anda akan melakukan pendakian perlu dipilih musim yang tepat Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September karena pada musim ini kondisi relatif lebih aman jarang terjadi badai dan longsor. Jika anda melakukan pendakian pada musim hujan Sebaiknya tidak melakukan pendakian karena sering terjadi badai dan tanah longsor.
Mengetahui sejarah awal mula manusia pertama yang melakukan pendaki gunung semeru menurut catatan adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat jalur Widodaren yang jarang di lewati sekarang, Orang kedua yang melakukan pendakian adalah Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayek-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo hampir mirip seperti pada rute kedua yang kita bahas tadi. Sedangkan pada tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah tahun 1945 umumnya aktivitas pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti yang dilakukan oleh mayoritas para pendaki sekarang.